Menulis merupakan aktivitas yang menyenangkan. Kita dapat menuangkan semua pikiran, keinginan, kekesalan, bahkan kemarahan dalam tulisan kita. Sehingga, semua gundah dan kesal di hati menjadi “plong” karenannya. Tetapi harus diingat juga, hati-hatilah dalam menulis. Sebab, kita tetap saja harus bertanggung jawab dengan tulisan kita.
Pada saat menulis fiksi, kita akan lebih bebas melepaskan keinginan kita. Hal-hal yang tidak masuk akal pun tidak menjadi persoalan. Sinetron-sinetron yang kita tonton di televisi kita sehari-hari, contoh nyata visualisasi pikiran-pikiran tidak masuk akal. Banyak hal-hal yang tidak sewajarnya ada dalam kehidupan nyata, tervisualisasikan dalam sinetron kita. Tiba-tiba kaya, yang sudah tiba-tiba hidup kembali, yang sudah kaya tiba-tiba kehilangan semua harta benda, dan seterusnya. Parahnya, terjadi dengan alasan-alasan yang kadang justru membuat kita menjadi “bodoh”.
Tapi itulah cerita fiksi. Kita boleh ber-imaginasi dengan apa saja yang ada di dalam angan kita. Menghkhayal, mereka-mereka, mendongeng, dan banyak hal non ilmiah lainnnya, dapat kita tuangkan dalam tulisan atau cerita fiksi kita. Bahkan, jika kita ingin jagi superhero pun, bisa saja. Maksudnya, bisa kita tuangkan dalam tulisan kita!
Berbeda dengan tulisan fiksi, tulisan non fiksi lebih membutuhkan data. Terserah sih penyajiannya seperti apa. Serius, formal, atau malah santai, boleh-boleh saja, tetapi tetap saja berbasis fakta dan data. Oleh karena itu, kita perlu “modal” data yang akurat untuk menulis tulisan non fiksi.
Menulislah Agar Sehat
A.S Laksana, sebagaimana di lansir dalam diankurniaid.wordpress.com, mengatakan “Menulislah, itu tindakan yang akan membuat anda sehat, bernasib baik, dan selalu memiliki kejernihan pemikiran. Mengapa? Ketika anda menulis, anda memanfaatkan seluruh fungsi pikiran. Anda mengingat, menganalisa, membuat keputusan, membuat kesimpulan, mengaplikasikan pengetahuan anda, berlogika, dan sebagainya jika masih ada yang belum saya cantumkan.
Para ahli kesehatan mengatakan bahwa banyak penyakit fisik yang berasal dari pikiran. Stress merupakan salah satu kondisi yang membebani pikiran yang dapat mengakibatkan banyak penyakit. Pikiran yang fresh dan jerniha akan menjauhkan kita dari stress.
Di lansir dalam www.halodoc.com, bahwa gangguan psikosomatis merupakan kondisi yang umumnya terjadi karena stres. Penyakit ini melibatkan pikiran dan tubuh, dan berujung pada munculnya penyakit fisik. Gangguan psikosomatis menyebabkan pikiran memengaruhi tubuh, dan pada akhirnya menyebabkan penyakit muncul atau penyakit bertambah parah
Dengan menulis kita dapat menuangkan semua isi pikiran kita. Beban akan berkurang dan pikiran akan jernih kembali. Hanya saja, sekali lagi, kita perlu bijak dan berhati-hati, ketika tulisan kita menyangkut orang lain atau pihak-pihak tertentu. Jangan sampai kekesalan tertumpah, masalah bertambah! (ans)