oleh : Ardian Hamna
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Ponpes Bayanul Azhar memiliki konsep dalam menerapkan peran dan fungsinya, baik fungsi pendidikan, pembimbingan, dan pembelajaran. Konsep-konsep sederhana itu berusaha diterapkan dengan sebaik-baiknya, dengan tujuan memberikan pembelajaran yang bermakna pada siswa. Beberapa konsep pembelajaran yang diyakini dan dilaksanakan di Bayanul Azhar adalah sebagai berikut
a. Setiap tempat adalah ruang kelas
Setiap tempat adalah ruang kelas, sehingga belajar tidak harus di dalam ruang kelas. Anak-anak dapat saja belajar di masjid, di mushola, di halaman, di taman, di bawah pohon rindang, di balai desa, bahkan di pasar. Outdoor classroom merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang sangat disukai anak. Dengan belajar di luar ruang anak-anak dapat bergerak bebas, mendapatkan sinar matahari pagi yang cukup, udara yang segar, sehingga belajar tidak lagi menjadi kegiatan yang membosankan.
b. Yang belajar adalah siswa
Setiap guru harus menyadari bahwa yang sedang belajar adalah siswa. Guru merupakan pembimbing dan penghantar pembelajaran. Sehingga aktivitas utama dalam kegiatan pembelajaran adalah aktivitas siswa. Kita sering menyebutnya dengan student centered. Siswa adalah pihak yang seharusnya paling aktif dalam kegiatan pembelajaran. Para guru hanya memfasilitasi, mengarahkan, dan membantu siswa yang kesulitan.
c. Learning by doing
Belajar adalah kegiatan yang digunakan untuk menciptakan pengalaman bermakna bagi siswa. Dengan melakukan sesuatu, siswa akan tetap mengingat. Menghafalkan ukuran berat dan panjang misalnya, siswa dapat saja menghafalkan persamaan ukurannya, sekian meter sama dengan sekian senti. Tapi seberapakah sekian meter itu dalam wujud ukuran yang nyata? Diperlukanlah praktek mengukur serta mengkonversikan ukuran ke dalam satuan yang berbeda. Disinilah learning by doing (belajar dengan cara mengerjakan) akan sangat bermakna.
d. Pembiasaan
Pembiasaan dilakukan untuk menciptakan budaya. Budaya inilah yang menciptakan karakter. Di sekolah ini anak-anak dibiasakan berdo’a sebelum makan, mengucapkan salam ketika bertemu, berdo’a sebelum belajar, sholat berjamaah tepat waktu, membaca al Qur’an setiap pagi, dan sebagainya. Semuanya, dimaksudkan agar tercipta karakter yang rajin beribadah, menghormati guru, menyayangi teman, senang dengan al Quran, dan sebagainya.
e. Belajar substantif
Di sekolah ini, diupayakan para guru mengutamakan pembelajaran yang substantif. Ketika mengerjakan soal misalnya, yang utama adalah para siswa dapat menjelaskan maksud dari jawabannya. Bisa jadi, teks yang dibuat siswa tidak sama dengan teks yang dibuat guru, tetapi asalkan substansinya sama, maka it’s okay. Hal ini dimaksudkan agar siswa memahami makna secara lebih utama daripada memahami teksnya.