Salah satu persoalan yang timbul akibat tidak adanya pembelajaran tatap muka adalah penguatan karakter, khususnya kedisiplinan. Sebagaimana kita maklumi, menerapkan kedisiplinan pada anak-anak membutuhkan pengawasan yang ketat. Tanpa itu, kedisplinan akan sulit diharapkan. Apalagi, jika tidak ada sanksi khusus bagi pelanggar disiplin, maka mengharapkan kedisiplinan dapat tercipta dengan baik adalah pepesan kosong.
Kedisiplinan adalah faktor penting dalam menentukan keberhasilan. Peraturan dibuat untuk ditegakkan, dengan tujuan yang telah ditetapkan. Penerapan kedisiplinan pun telah mempertimbangkan banyak hal. Sehingga, konsistensi dalam melaksanakan kedisiplinan akan membawa pengaruh baik bagi semua orang.
Sebagaimana dimuat dalam situs https://www.maxmanroe.com/, “disiplin adalah suatu bentuk tindakan mematuhi dan melakukan sesuatu sesuai dengan nilai-nilai dan aturan yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya. Pendapat lain mengatakan, arti disiplin adalah suatu sifat atau kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri dan mematuhi aturan atau nilai-nilai yang telah disepakati. Dalam hal ini, sikap disiplin sangat berhubungan dengan norma, prosedur, aturan, dan lain sebagainya yang ada di masyarakat.
Dalam pembelajaran daring, guru sangat sulit melakukan kontrol kedisiplinan siswa. Guru tidak tahu pasti sedang apa anak-anak didik mereka pada saat guru melaksanakan pembelajaran daring. Indikator “ketaatan” siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan adalah tugas-tugas yang dikumpulkan. Dengan segala kendala dan persoalannya, para orang tua mengumpulkan tugas yang diberikan guru. Untuk itupun, sebagaian orang tua terpaksa “sekolah lagi” dengan mengerjakan tugas yang diberikang guru kepada anak-anaknya.
Dibeberapa madrasah, penerapan aplikasi online e-learning bisa jadi dapat menjadi angin segar untuk mendisiplinkan siswa. Melalui aplikasi ini para guru dapat mengecek kehadiran siswa, dan memastikan siswa berada di depan smartphone mereka untuk menerima penjelasan, tugas, dan mengerjakannya. Melalui aplikasi ini para guru juga dapat memberikan kuis-kuis atau review online, sehingga akan sangat memudahkan siswa.
Namun bagi sekolah-sekolah yang tidak memiliki aplikasi seperti itu, penerapan kedisiplinan jam belajar misalnya akan sangat sulit dilaksanakan. Apalagi, jika diharapkan siswa benar-benar belajar pada jam yang ditentukan, atau melaksanakan pembiasaan pada waktu tertentu yang diharapkan.
Satu-satunya cara menguatkan kedisplinan siswa dalam pembelajaran daring adalah bekerjasama dengan orang tua. Dalam kondisi darurat ini para orang tua harus menyiapkan waktu dan kesempatan untuk mendampingi siswa menerapkan aturan kedisiplinan. Sayangnya kesibukan dan pekerjaan orang tua akan sangat menghalangi. Apalagi, pada orang tua yang berpenghasilan pas-pasan, dimana mereka harus bekerja hari itu untuk memenuhi kebutuhan hari itu juga, maka meninggalkan pekerjaan adalah hal yang tidak bisa dilakukan.
Oleh karena itu, sekolah tetap menjadi garda terdepan dalam membangun kedisiplinan. Pada saat belajar dengan tatap muka bisa dilaksanakan, maka fokus penguatan yang pertama harus dilakukan adalah kedisiplinan. Sekolah harus menyiapkan program-program kedisiplinan yang terstruktur dan terukur. Program itu tidak hanya untuk para siswa, tetapi juga untuk para guru, sehingga kediplinan dapat diterapkan bersama-sama.