Setiap sekolah menginginkan keunggulan pada dirinya, baik dari unsur kelembagaan, pembelajaran, ataupun prestasi belajar siswa yang dihasilkannya. Namun pada hakekatnya, apapun keunggulan yang hendak direncanakan dan dijalankan oleh satuan pendidikan, tujuan akhirnya adalah untuk menghasilkan output terbaik yang dapat dicapai dengan semua sumberdaya yang dimiliki. Pada saat yang sama, tentunya dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada “customer“nya, untuk mencapai level kualitas yang diinginkannya.
Sebagian sekolah menunjukkan keunggulan itu sebagai sebuah daya tarik, namun sebagian lainnya tidak mensosialisasikan hal itu, dengan cukup berharap masyarakat akan mengetahui berdasarkan output yang dihasilkannya. Sekolah mensosialisasikan keunggulannya dengan harapan dapat menarik minat masyarakat untuk belajar di lembaga tersebut. Sekaligus menunjukkan pada masyarakat capaian-capaian tertentu yang diimpikan.
Untuk merencanakan sebuah sekolah unggulan, manajemen sekolah harus membuat desain sekolah unggulan terlebih dahulu. Desain ini dibuat sebagai “Garis-Garis Besar Haluan Sekolah”, agar sekolah unggulan yang diinginkan dapat dijalankan secara teratur, terstruktur, dan terukur. Teratur karena telah ada rambu-rambu pelaksanaan yang telah disiapkan, terstruktur karena sudah ada penanggung jawab untuk masing-masing pos yang diperlukan, dan terukur karena target telah ditetapkan, sehingga pengelola dapat mengetahui apakah target telah tercapai atau belum.
Beberapa hal yang banyak ditemukan di sekolah unggulan, khsusnya sekolah-sekolah Islam unggulan, antara lain : (1) pengembangan ke-Islam-an yang dominan, sehingga sebagian materinya kegiatan belajarnya adalah ke-Islam-an, (2) Mengutamakan kualitas output, dengan agak mengabaikan input. Sehingga, bagaimanapun kualitas input yang diperoleh, akan diolah dan diupayakan menghasilkan output yang berkualitas dalam berbagai dimensinya, (3) Melaksanakan active learning sehingga peran siswa dalam pembelajaran lebih dominan, sementara guru merupakan manager dan leader kelas, yang menata dan membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran, (4) Memasukkan aspek teknologi informasi, baik sebagai bagian dari materi pembelajaran ataupun hanya menggunakan sebagai media pembelajaran, (5) Menambahkan pembelajaran bahasa asing atau bahasa internasional, untuk menyiapkan generasi yang lebih mumpuni untuk mengembil peran dalam kehidupan di masa depan, dan (6) mengembangkan potensi anak dalam banyak bidang yang bervariasi. Dalam artian, sekolah menyiapkan banyak kesempatan untuk mengembangkan potensi anak baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik secara berimbang. Sehingga, setiap capaian apapun bentuk dan bidangnya selalu dihargai.
Dalam konteks guru, sekolah-sekolah unggul memiliki rancangan yang matang untuk meningkatkan kualitas guru. Guru adalah “mayoret” orchestra pembelajaran sehingga ia harus dipilih dari orang-orang yang terbaik, atau setidaknya ada upaya yang konsisten untuk meningkatkan kulaitas guru. Guru yang cerdas, kreatif, inovatif, dan inspiratif dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Selain itu, guru adalah teladan nyata dari para siswa, sehingga performance guru harus merupakan yang terbaik.
Saat ini kita dapat menemukan sekolah-sekolah unggulan yang menampilkan variasi menu unggulan dalam berbagai sajian. Kebanyakan sekolah Islam mengunggulkan program tahfidzul qur’an atau madrasah diniyahnya. Pada saat yang sama juga mengunggulkan program-program bilingual atau bahkan multi bahasa. Tidak luput dari sasaran sekolah-sekolah ini adalah penguatan di bidang ekstra kurikuler, seperti musik, tari, seni rupa dan lain-lain.