Menulis tentang gajah akan sangat menarik dan komplit, jika kita mengetahui gajah secara menyeluruh. Apa saja? Mulai klasifikasi binatang gajah, habitat hidupnya, jenis makanannya, sistem reproduksinya, karakteristik khusus yang dimilikinya, bahkan mungkin tentang kepopuleran gajah dalam dunia iklan, meskipun gajah tidak pernah mendapatkan royalti, sepert sarung gajah, minyak kayu putih cap gajah, kacang atom merek gajah, semuanya pakai nama gajah tanpa izin pada pemiliknya! Hehe…
Namun menunggu lengkapnya pengetahuan kita secara detil untuk menulis segala sesuatu tentang gajah, tentu membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan kita, sudah ingin sekali menulis tentang gajah! Bagaimana agar kita dapat menulis tentang gajah meskipun kita hanya sedikit tahu tentangnya?
Salah satu caranya adalah memilih salah satu dari banyak hal tentang gajah. Seorang penulis bisa saja melakukan pengamatan tentang cara hidup dan makanan gajah. Caranya? Amatilah kehidupan gajah! Siapkan waktu antara satu sampai dua jam, bahkan mungkin hanya 30 menit saja, untuk melihat kehidupan gajah.
Bagusnya, kalau kita benar-benar dapat melihat gajah secara nyata. Kita datang ke kebun binatang atau ke penangkaran gajah. Wuih, berat diongkos kalau begitu! Ndak harus begitu juga. Cukup kita menonton video tentang gajah, mengamati, lalu menceritakan apa yang kita lihat dari video yang kita lihat itu. Maka, jadilah tulisan kita tentang gajah.
Menuliskan apa yang kita lihat, alami, dengar, dan rasakan, akan memudahkan kita dalam menulis. Sumber tulisan berupa pengalaman biasanya lebih mudah diwujudkan dalam sebuah tulisan. Kita tidak perlu berimaginasi, cukup menceritakan apa yang kita lihat, alami, dan rasakan. Pendeknya seperti bercerita, tetapi dalam bentuk tulisan.
Merdeka Menulis
Salah satu hal menarik tentang menulis adalah kemerdekaan kita dalam menulis. Menulis adalah ekspresi sebuah kebebasan, dengan catatan kebebasan yang bertanggung jawab. Artinya, menulis apa saja, dimana saja, kapan saja, adalah hak prerogratif kita.
Ilustrasi menulis tentang gajah di atas, adalah salah satu contoh saja. Kita dapat menulis tentang hal lain seperti kita menulis tentang gajah melalui video gajah. Intinya, dalam hal mengawali membuat tulisan, kita dapat melakukan beberapa hal:
Pertama, mengamati. Pengamatan dapat dilakukan dengan mengamati benda nyata, gambar, atau video. Mengamati itu seperti seorang pedaganga eceran yang belanja ke grosir. Nah, pada saat mengamati sesuatu, sepertinya kita sedang belanja untuk dijual kembali di toko kita.
Kedua, membuat catatan. Dalam mengamati suatu benda atau kejadian, tentu ada hal-hal pokok yang perlu kita catat. Paling tidak, kita ingat sebagai hal penting yang layak kita ceritakan. Catatan itu, akan membantu kita mengingat kembali hal penting yang terjadi dalam pengamatan kita. Apalagi, jika kita mengamati kejadian lansung yang tidak dapat di-replay, catatan ini sangat penting kita miliki.
Ketiga, menuangkan dalam bentuk tulisan. Tulis saja apa yang ingin kita tulisan. Kalau salah? Ya kita benahi. Kalau kurang? Kita tambahi. Gitu aja kok repot! Maksudnya, jangat ribet dengan menyempurnakan tulisan diawal-awal menulis. Nanti, setelah tulisan jadi dan kita baca lagi, disitu perbaikan-perbaikan akan kita lakukan.
Keempat, mempresentasikan hasil tulisan. Salah satunya, adalah dengan mem-publish tulisan kita di blog atau website. Di medsos kita? Boleh juga! Namun, jangan lupakan etika dan aturan-aturan bermedsos, seperti tidak menyinggung sara, tidak mendeskriditkan orang lain, tidak bersifat provatif apalagi berita bohong (hoax).
“ Jika Kamu Bukan Anak Seorang Raja, Bukan Juga Anak Seorang Ulama Besar Maka: Menulislah “. — Imam Al Ghazali.