Pertanyaan yang beberapa kali muncul di kalangan anak didik saat ini adalah mengapa haru ikut pramuka? Hal ini agak berbeda dengan anak-anak zaman tahun 90 an atau bahkan sebelumnya, yang dengan susah payah dan rela “berjuang” untuk sekedar menjadi anggota pramuka? Mengapa ya? Apakah pramuka sudah tidak menarik lagi sekarang ini? Atau, apakah pramuka sudah tidak relevan lagi keberadaannya?
Tidak pasti jawabannya yang mana. Yang jelas, anak-anak sekarang lebih banyak sibuk dengan gadget dan smartphone, lebih senang bermain game online, dan lebih suka bermedsos-ria, daripada bermain di alam lepas, menyanyi, atau menjelajah. Atau, film kartun dan “drakor” mungkin juga lebih menarik daripada menjelajah dan berkotor-kotor dengan parit dan tanah becek. Atau, atau, atau…mungkin masih banyak perkiraan lainnya.
Pramuka melakukan proses pendidik di luar sekolah. Pramuka menjanjikan tantangan, kesenangan, dan pengalaman yang menarik. Tantangan yang diberikan pramuka tidak hanya berupa kuis atau tebak-tebakan, tetapi juga tantangan yang membutuhkan kekuatan fisik, kerja kelompok, strategi, dan kemampuan kognitif berupa sandi, semaphore, morse, dan lain-lain. Membaca peta, mengukur jarak, menaksir tinggi pohon, tiang bendera, bahkan gunung juga merupakan tantangan kognitif yang semestinya menarik bagi anak.
Pramuka juga menjanjikan kesenangan. Pramuka itu disini senang disana senang dimana-mana hatinya senang. Menyanyi, membaca puisi, mementaskan drama, bahwa menampilkan comedy show, juga merupakan wahana menunjukkan kreasi seni yang membuat pikiran menjadi fresh. Pramuka biasa mengkresikan dan memainkan lagu-lagu populer dengan lirik-lirik lucu dan beritma. Pokoknya, soal bersenang-senang, banyak sekali wahana untuk disini senang disana senang.
Pramuka juga menjanjikan pengalaman yang menarik, salah satunya penjelajahan. Penjelajahan tidak saja memberikan pengalaman mengunjungi tempat-tempat yang indah, tapi juga pengalaman “jalan-jalan bersama” dengan teman sesama pramuka secara beregu. Di pos-pos penjelajahan para pramuka juga harus menyelesaikan teka-teka sandi dan menampilkan sesuatu yang diperintahkan oleh soal dalam sandi. Hebatnya, soal dalam bentuk sandir tidak saja tentang kepramukaan, tetapi juga tentang ilmu pengetahuan umum, seni, bahkan tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK). So, banyak sekali yang dapat diperoleh dari kegiatan pramuka.
Tantangan terberat pramuka saat ini adalah perkembangan sain dan teknologi, khususnya teknologi informasi. Kegiatan di luar kelas selain pramuka sudah lebih banyak dibanding pada era 90-an. Pramuka mendapatkan “saingan” yang cukup berat dengan kegiatan-kegiatan berbasis IT. Oleh karena itu, agar pramuka dapat kembali memiliki daya tarik yang kuat pada para peserta didik dan remaja pada umumnya, mau tidak mau pramuka harus merekonstruksi diri. Kepramukaan berbasis IT sudah harus dikenalkan sehingga Pramuka dapat diterima dengan baik oleh anak-anak generasi Z yang memang hidup di era digital.
Selamat HARI PRAMUKA, 14 Agustus 2020, semoga Pramuka selalu Jaya!