E-learning menjadi istilah yang sangat populer. Sebagian orang menyebutnya dengan istilah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), pembelajaran daring (dalam jaringan) atau online, dan BDR (Belajar Dari Rumah). Apapun istilahnya, intinya adalah sama. Yaitu sebuah pembelajaran dimana guru dan para siswa tidak berada pada satu lokasi yang sama, namun aktivitas pembeljaran masih dapat dilaksanakan.
Pembelajaran jarak jauh memerlukan bantuan media teknologi informasi. Smartphone, komputer, atau laptop, dan jaringan internet merupakan alat-alat yang wajib disiapkan untuk melaksanakan kegiatan ini. Beberapa persolan muncul ketika pemerintah dengan “terpaksa” memperpanjang kegiatan pembelajaran jarak jauh ini tatkala Pandemi Covid 19 belum mereda. Sementara para siswa sudah mulai “lelah” dengan kondisi yang ada. Bagaimanapun juga, ketidakhadiran guru dan teman, meruntuhkan sebagian motivasi belajar mereka.
Para guru harus menata strategi e-learning dengan sebaik-baiknya jika menghendaki pembelajaran jarak jauh ini dapat berjalan efektif dan memiliki makna bagi siswa. Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk membuat e-learning tetap membuat siswat termotivasi.
Pertama, guru harus memberikan penghargaan pada karya siswa dengan sebaik-baiknya. Hasil rekaman kegiatan belajar, presentasi, atau foto-foto porto folio siswa harus dihargai dengan cara mengunggahnya pada platform video atau foto yang dapat dilihat banyak orang. Guru dapat menggunakan grup whatsapp, facebook, atau youtube untuk mengunggah video-video yang terpilih, yang memiliki kualitas yang layak untuk disuguhkan kepada masyarakat umum. Dengan begitu siswa akan merasakan bahwa apa yang telah dilakukannya mendapatkan penghargaan yang tinggi dari para guru.
Kedua, guru dapat melaksanakan kompetisi. Kompetisi itu tidak hanya mengkompetisikan hasil karya siswa, tetapi juga mengkompetisikan rekaman kegiatan belajar siswa. Sekolah dapat membantu guru dengan menyediakan fasilitas berupa hadiah, piagam penghargaan, atau trophy yang diberikan kepada para siswa. Agar semua siswa dapat memperoleh penghargaan, paling tidak penghargaan harus diberikan kepada semua siswa yang telah ikut dalam perlombaan, atau semua siswa yang telah mengirimkan karya rekaman mereka.
Penghargaan berupa piagam dan trophy ini akan memberikan kesan mendalam pada diri anak. Anak akan merasakan jerih payahnya dihargai oleh guru dan sekolah. Dengan demikian, diharapkan motivasi anak akan tetap terjaga bahkan meningkat.
Namun demikian, para guru juga harus responsif terhadap situasi siswa. Tidak semua siswa memiliki kemampuan untuk membuat rekaman dengan alasan keterbatasan alat dan jaringan. Guru dapat tetap membuat kompetisi, hanya saja dengan segmentasi yang lain. Pembuatan mindmap, gambar-gambar media pembelajaran, dan hasta karya yang lain dapat digunakan untuk menggantikan kompetisi ini.
Sebagai contoh, guru dapat memberikan instruksi kepada siswa kelas 4 sekolah dasar untuk membuat gambar siklus air. Gambar siklus air inilah yang kemudian dikompetisikan. Namun demikian harus dipastikan para siswa berlaku jujur, yaitu dengan membuatnya sendiri, sesuai kemampuan siswa. Jika tidak akan terjadi ketimpangan misalnya ada sebagian siswa yang dibantu orang tua, kakak, atau orang lain yang memiliki ketrampilan lebih dalam menggambar.
Contoh lainnya adalah mengkompetisikan audio. Para guru agama Islam dapat menyuruh siswa untuk membaca surat-surat pendek atau ayat-ayat tertentu dalam al Quran serta do’a-do’a tertentu yang telah diajarkan kemudian siswa merekam audionya. Audio yang terbaik dapat ditampilkan dalam platform podcast sebagai bentuk penghargaan kepada anak. Kompetisi membaca al Qur’an, berpidato, membaca puisi, dan segala sesuatu yang melibatkan audio dapat juga dilombakan sebagai bagian dari upaya meningkatkan motivasi belajar anak.
Intinya, penghargaan pada semua karya siswa, baik itu berupa visual, audio visual, audio, bahkan karya nyata dapat tetap dilakukan, baik dengan cara mensosialisasikan hasil karya itu melalui media sosial, ataupun melalui kompetisi antar siswa. Hal ini tetap dalam bingkai memberikan penghargaan pada kerja keras para siswa dan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mereka.